Tuesday, May 11, 2010

Bersyukur dan berdamai dengan tubuh kita


Ketika kita bersyukur dalam segala hal, kita memandang kesulitan dan tantangan itu dalam konteks tujuan kehidupan.

Kita memiliki banyak hal untuk disyukuri dan kita mempunyai banyak alasan untuk bersyukur.
Coba kita mulaid ari yang ada dalam diri kita sendiri, seperti keberadaan tubuh kita, lebih dirinci ke setiap organ-organ dalam tubuh kita yang berfungsi dengan baik, yang dengan setia mempertahankan dan menjaga amanat dari Tuhan YME untuk tetap mempertahankan hidup kita.

Sudahkah kita bersyukur kepada Tuhan atas jantung yang masih berdetak, dan sudahkah kita berterima kasih kepada jantung kita, paru2, lever, lambung, mata hidung dan organ-organ yang lainnya?

Dikala ada waktu senggang, lalukan diam tenang dan sadari detak jantung Anda serta ucapkan "Tuhan aku bersyukur atas anugerah hidup ini, jantungku dengan tulus aku mengucapkan terima kasih kepadamu yang telah tiada henti mengalirkan darah keseluruh tubuh ku".

Kemudian diam, tenang dan rasakan getaran rasa yang seperti merambat keseluruh tubuh, dan Anda pasti akan merasakan rasa damai dan Anda telah berdamai dengan jantung Anda...

Lanjutkan dengan organ-organ tubuh yang lain.... dan rasakan ....

BERSAMBUNG . . .

Tuesday, March 9, 2010

Gangsal likur iku ora ana

Kita terbiasa mengucapkan angka dalam bahasa Indonesia, masih ingatkah kita akan penyebutan angka-angka dalam bahasa Jawa.

Mari mengingat-ingat kembali sambil minum kopi pahitnya, monggo .....

Bila dibandingkan dengan bahasa Melayu atau Indonesia, bahasa Jawa memiliki sistem bilangan yang agak rumit.

Bahasa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kuna sa rwa telu pat lima enem pitu walu sanga sapuluh
Kawi eka dwi tri catur panca sad sapta asta nawa dasa
Krama setunggal kalih tiga sekawan gangsal enem pitu wolu sanga sedasa
Ngoko siji loro telu papat lima enem pitu wolu sanga sepuluh
Angka Ngoko Krama
11 sewelas sewelas
12 rolas kalih welas
13 telulas tiga welas
14 patbelas sekawan welas
15 limalas gangsal welas
16 nembelas enem welas
17 pitulas pitulas
18 wolulas wolulas
19 sangalas sangalas
20 rong puluh kalih dasa
21 selikur selikur/kalih dasa setunggal
22 rolikur kalih likur
23 telulikur tigang likur
24 patlikur sekawan likur
25 selawé selangkung
26 nemlikur nemlikur
30 telung puluh tigang dasa
31 telung puluh siji tigang dasa setunggal
32 telung puluh loro tigang dasa kalih
40 patang puluh sekawan dasa
41 patang puluh siji sekawan dasa setunggal
42 patang puluh loro sekawan dasa kalih
50 sèket sèket
51 sèket siji sèket setunggal
52 sèket loro sèket kalih
60 swidak swidak
61 swidak siji swidak setunggal
62 swidak loro swidak kalih
70 pitung puluh pitu dasa
80 wolung puluh wolu dasa
90 sangang puluh sanga dasa
100 satus setunggal atus
101 satus siji setunggal atus setunggal
102 satus loro setunggal atus kalih
120 satus rong puluh setunggal atus kalih dasa
121 satus selikur setunggal atus kalih dasa setunggal
200 rong atus kalih atus
500 limang atus gangsal atus
1.000 sèwu setunggal èwu
1.001 sèwu siji setunggal èwu setunggal
1.002 sèwu loro setunggal èwu kalih
1.500 sèwu limang atus setunggal èwu gangsal atus
1.520 sèwu limang atus rong puluh setunggal èwu gangsal atus kalih dasa
1.550 sèwu limang atus sèket setunggal èwu gangsal atus sèket
1.551 sèwu limang atus sèket siji setunggal èwu gangsal atus sèket setunggal
2.000 rong èwu kalih èwu
5.000 limang èwu gangsal èwu
10.000 sepuluh èwu sedasa èwu
100.000 satus èwu setunggal atus èwu
500.000 limang atus èwu gangsal atus èwu
1.000.000 sayuta setunggal yuta
1.562.155 sayuta limang atus swidak loro èwu satus sèket lima setunggal yuta gangsal atus swidak kalih èwu setunggal atus sèket gangsal


Fraksi

  • 1/2 setengah, separo, sepalih (Krama)
  • 1/4 saprapat, seprasekawan (Krama)
  • 3/4 telung prapat, tigang prasekawan (Krama)
  • 1,5 karo tengah, kalih tengah (Krama)


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa#Register_.28undhak-undhuk_basa.29

Salah kaprah


"Budhe, kulo badhe kondur"
"Kulo sampun dhahar sarapan"
"Ngapunten, kulo badhe sare"

Sering kita mendengar ucapan seperti diatas diucapkan oleh orang-orang sekeliling kita, dan bagi kebanyakan orang mendengar hal tersebut merupakan hal yang dianggap sudah benar, secara makna memang sudah benar tetapi karena menggunakan bahasa Jawa, maka hal itu menjadi tidak tepat.

Dalam bahasa Jawa terdapat tiga bentuk utama variasi, yaitu ngoko ("kasar"), madya ("biasa"), dan krama ("halus"). Di antara masing-masing bentuk ini terdapat bentuk "penghormatan" (ngajengake) dan "perendahan" (ngasorake).

Seseorang dapat berubah-ubah posisi registernya pada suatu saat tergantung status yang bersangkutan dan lawan bicara. Status ditentukan oleh usia, posisi sosial, atau hal-hal lain.

Seorang anak yang bercakap-cakap dengan sebayanya akan berbicara dengan varian ngoko, namun ketika bercakap dengan orang tuanya akan menggunakan krama andhap untuk dirinya dan krama inggil untuk orang tuanya.

Perhatikan hal dibawah:
  • Bapak kondur, kulo wangsul
  • Bapak dhahar, kulo nedha
  • Bapak siram, kulo adus
  • Bapak sare, kulo tilem

Yang bener belum tentu pener...


.

Saturday, February 20, 2010

Menyembahsujudkan Alam kehadirat Alloh SWT

"Doa untuk menyembah sujud kehadirat Alloh, Tuhan Semesta Alam bersama dengan segenap ciptaanNya"

Ya Alloh, Tuhan Yang Maha Esa, ijinkanlah hambamu menghaturkan Al-Fatehah kehadiratmu, semoga fadilah Al-Fatehah ini menjadi sarana untuk menghaturkan sembah sujud dan bakti segenap karya agung ciptaanMu, segenap rejeki, segenap alam serta segenap umat ciptaanMu, khususnya :
  • semua Bintang, Planet, Bulan, Matahari, Api, Angin, Air dan Bumi
  • dan seluruh hasil bumi, seluruh makhluk yang hidup di darat, udara, air serta seluruh zat kehidupan dan segenap malaikat yang manjaganya
  • dan juga segenap Utusan-utusanMu ya Alloh
  • dan seluruh umat ciptaanMu baik yang terlihat maupun yang tak terlihat, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati.
Kami mohon dengan sangat pertolongan dan kerahimanMu ya Alloh Tuhan Semesta Alam sudilah menerima sembah sujud dan bakti kami sejak Bumi diciptakan, sekarang dan selamanya.

Al-Fateha (11x) dilanjutkan wirid "Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin" (111x / seikhlasnya)

~~~~~~~~~~

Mau tidak mau, kita harus mengakui kalau sejak kita lahir, bahkan sejak kita dalam kandungan selain dipelihara, disayang dan diperhatikan oleh orang tua kita, kita juga disayang, dipelihara dan diperhatikan oleh alam disekitar kita .. oleh bumi beserta seluruh elemen kehidupan yang menyangganya.

Sadar tidak sadar, kita harus mengakui bahwa bumi kita, alam sekitar kita ada yang menciptakan dan memelihara serta menatanya yaitu Alloh, Tuhan Yang Maha Esa.

Mau tidak mau, kita juga harus mengakui bahwa kita sering melalaikan keberadaan dan peranan bumi dan alam sekitar kita beserta seluruh elemen yang menyangga kehidupan kita. Sehingga sering kali kita mengabaikan keberadaan mereka walau kita hidup tidak bisa lepas dari mereka.

Bayangkan, kalau bumi, alam sekitar kita rusak bahkan sampai musnah, apa yang terjadi dengan kita ??? kitapun musnah!!!

Sebaliknya kalau kita memelihara, bahkan membawa dan menyujudkan alam semesta ini kepada Alloh, maka ibaratnya kita sebagai imam dan alam akan menjadi makmumnya.
Mari kita doa dan sujudkan alam ini sebagai rasa syukur kepada Alloh dan rasa terima kasih kita kepada alam yang telah menyediakan segala kebutuhan hidup kita.

Bagi mereka yang berdoa dan menyujudkan alam secara tekun dan istiqomah selama hidupnya , Insya Alloh akan dihindarkan dari siksa kubur dan terbebaskan dari segala malapetaka, sakit penyakit dan bencana alam! Dan barangsiapa yang ikut menyebarkan doa ini akan mendapat pahala berlipat-lipat disurga. Dengan berdoa ini, Anda menjadi imamnya dan alam semesta beserta isinya sebagai makmumnya!


(kie)

Monday, February 15, 2010

Ora ilok, mangan karo ndodok neng ngarep lawang

.
Posisi 'ndodok' memang enak bagi mereka yg mempunyai badan ramping, namun akan menjadi penyiksaan bagi yg berbadan gemuk atau yg mempunyai perut besar.


'Ndodok' juga dapat memperlancar sekresi tubuh saat buang hajat besar.

'Ndodok' sambil jagongan menimbulkan kesenangan tersendiri, tetapi 'ndodok' sambil menyangga piring makan merupakan hal tabu dilakukan, sesuai dengan nasehat orang tua-tua, "Ora ilok, mangan karo ndodok neng ngarep lawang"


Mesti ada maksudnya ...

(kie)