Tuesday, March 9, 2010

Salah kaprah


"Budhe, kulo badhe kondur"
"Kulo sampun dhahar sarapan"
"Ngapunten, kulo badhe sare"

Sering kita mendengar ucapan seperti diatas diucapkan oleh orang-orang sekeliling kita, dan bagi kebanyakan orang mendengar hal tersebut merupakan hal yang dianggap sudah benar, secara makna memang sudah benar tetapi karena menggunakan bahasa Jawa, maka hal itu menjadi tidak tepat.

Dalam bahasa Jawa terdapat tiga bentuk utama variasi, yaitu ngoko ("kasar"), madya ("biasa"), dan krama ("halus"). Di antara masing-masing bentuk ini terdapat bentuk "penghormatan" (ngajengake) dan "perendahan" (ngasorake).

Seseorang dapat berubah-ubah posisi registernya pada suatu saat tergantung status yang bersangkutan dan lawan bicara. Status ditentukan oleh usia, posisi sosial, atau hal-hal lain.

Seorang anak yang bercakap-cakap dengan sebayanya akan berbicara dengan varian ngoko, namun ketika bercakap dengan orang tuanya akan menggunakan krama andhap untuk dirinya dan krama inggil untuk orang tuanya.

Perhatikan hal dibawah:
  • Bapak kondur, kulo wangsul
  • Bapak dhahar, kulo nedha
  • Bapak siram, kulo adus
  • Bapak sare, kulo tilem

Yang bener belum tentu pener...


.

No comments:

Post a Comment